Thursday, May 3, 2012

Papat Kelima Pancer

Manusia memiliki AKAL dan PIKIRANyang merupakan Anugerah dari penciptanya, yaitu Allah sang Khaliq. Selain AKAL dan PIKIRAN, manusiapun diberikan - INGATAN dan PERASAAN, dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, apabila dari keempat rahmat yang Allah beri itu tidak seimbang dalam penggunaanya, maka yang ada dan yang merajalela adalah Nafsu Negatif, yang merupakan 'sesuatu' yang Allah tanamkan juga kedalam diri Manusia.

Maha adil Allah, selalu memberikan kesempurnaan disetiap ciptaanNya sehingga Allah memberikan HATI kepada Manusia yang berfungsi sebagai Control dari ke empat unsur diatas, sehingga berjalan selaras dan seimbang berjalan di Jalan yang Allah perbolehkan.

Masing-masing unsur tersebut Insya Allah akan sempurna dengan fungsi HATI sebagai Control dan penentu arah dari gejolak empat unsur tersebut, sehingga saya menyebutnya Papat Kalima Pancer, dimana empat unsur sebagai Anggota dan hati sebagai Hakim ketua/Penentu kebijakan.

Fungsi Hati dalam menentukan kebijakan tentu secara otomatis telah diberikan kepadanya oleh Allah, akan tetapi untuk dapat mengendalikan ke empat unsur/anggota tersebut diperlukan kebiasaan/melatih hati untuk lebih sensitif dan tegas, sehingga setiap keputusannya didengar oleh ke empat unsur atau ke empat anggotanya.

Hati yang tidak terbiasa atau tidak terlatih, bukan berarti dia tidak berfungsi akan tetapi kadang-kadang keempat unsur itu tidak dapat mendengarkan perkataan hati sebagai pemegang kebijakan, sebagai Pilot, sebagai Sopir, sebagai Nahkoda.

Apakah Anda pernah merasakan sesuatu ketika Anda melakukan hal negatif, dan ada seidikit mungkin banyak rasa ketidaknyamanan dalam bentuk "gereteg hati" yang berulang...??. Atau ketika Anda melakukan sesuatu hal yang Positif dan Anda merasakan kenyamanan, ketentraman, kedamaian dalam diri Anda, dan seolah dalam diri Anda tersenyum...??

Saya pernah merasakannya, itulah fungsi hati. Pada kasus yang pertama, bukan berarti hati tidak berfungsi, sehingga ia tidak melarang/mengendalikan badan individu tersebut, akan tetapi tidak terlatih/tidak terbiasanya hati untuk dijadikan sebagi Hakim ketua dalam diri, sehingga saat ia berteriak untuk mencegah perbuatan negatif Anda, ia tidak diaanggap atau malah tidak terdengar teriakkannya, tapi Anda merasakan walaupun kecil/sedikit melalui perasaan yang tidak tenang, atau bahkan yang lebih parah lagi benar-benar tidak merasakan apapun.

Ketika hal tersebut terjadi pada diri kita, maka sadarilah dengan sesadar-sadarnya, kumpulkan ke empat unsur itu dalam sebuah pertemuan yang tenang, jadikan hati sebagai dewan Hakim, dan mulailah melakukan komunikasi dengan mereka. Semakin sering Anda mengajak mereka berkomunikasi, akan semakin mudah Anda melakukan Control terhadap diri Anda Insya Allah.

Duduklah dengan tenang dan mata tetap terbuka menunduk tanda tunduk kepada Allah, rileksasikan seluruh anggota badan dan lafadzkan kalimat-kalimat Dzikir.


Lepaskan masing-masing unsur, kendalikan dengan hati, ketika INGATAN mengingat sesuatu, kembalikan pada "titik nol", ketika PIKIRAN memikirkan sesuatu, kembalikan pada "titik nol", ketika PERASAAN merasakan sesuatu, kembalikan pada "titik nol" dan ketika AKAL menjawab sesuatu kembalikan pada "titik nol".

Titik nol berarti netral, kosong yang ada hanya keyakinan pada Allah, perlu diingat selama proses ini mata Anda harus tetap terjaga dan terbuka...!

No comments:

Post a Comment

Jika berkenan untuk komentar, silahkan sampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan ya...silahkan....!!!