Manusia memiliki AKAL dan PIKIRANyang merupakan Anugerah dari
penciptanya, yaitu Allah sang Khaliq. Selain AKAL dan PIKIRAN,
manusiapun diberikan - INGATAN dan PERASAAN, dimana masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda, apabila dari keempat rahmat yang Allah
beri itu tidak seimbang dalam penggunaanya, maka yang ada dan yang
merajalela adalah Nafsu Negatif, yang merupakan 'sesuatu' yang Allah
tanamkan juga kedalam diri Manusia.
Maha adil Allah,
selalu memberikan kesempurnaan disetiap ciptaanNya sehingga Allah
memberikan HATI kepada Manusia yang berfungsi sebagai Control dari ke
empat unsur diatas, sehingga berjalan selaras dan seimbang berjalan di
Jalan yang Allah perbolehkan.
Masing-masing unsur
tersebut Insya Allah akan sempurna dengan fungsi HATI sebagai Control
dan penentu arah dari gejolak empat unsur tersebut, sehingga saya
menyebutnya Papat Kalima Pancer, dimana empat unsur sebagai Anggota dan
hati sebagai Hakim ketua/Penentu kebijakan.
Fungsi Hati
dalam menentukan kebijakan tentu secara otomatis telah diberikan
kepadanya oleh Allah, akan tetapi untuk dapat mengendalikan ke empat
unsur/anggota tersebut diperlukan kebiasaan/melatih hati untuk lebih
sensitif dan tegas, sehingga setiap keputusannya didengar oleh ke empat
unsur atau ke empat anggotanya.
Hati yang tidak
terbiasa atau tidak terlatih, bukan berarti dia tidak berfungsi akan
tetapi kadang-kadang keempat unsur itu tidak dapat mendengarkan
perkataan hati sebagai pemegang kebijakan, sebagai Pilot, sebagai Sopir,
sebagai Nahkoda.
Apakah Anda pernah merasakan sesuatu
ketika Anda melakukan hal negatif, dan ada seidikit mungkin banyak rasa
ketidaknyamanan dalam bentuk "gereteg hati" yang berulang...??. Atau
ketika Anda melakukan sesuatu hal yang Positif dan Anda merasakan
kenyamanan, ketentraman, kedamaian dalam diri Anda, dan seolah dalam
diri Anda tersenyum...??
Saya pernah merasakannya,
itulah fungsi hati. Pada kasus yang pertama, bukan berarti hati tidak
berfungsi, sehingga ia tidak melarang/mengendalikan badan individu
tersebut, akan tetapi tidak terlatih/tidak terbiasanya hati untuk
dijadikan sebagi Hakim ketua dalam diri, sehingga saat ia berteriak
untuk mencegah perbuatan negatif Anda, ia tidak diaanggap atau malah
tidak terdengar teriakkannya, tapi Anda merasakan walaupun kecil/sedikit
melalui perasaan yang tidak tenang, atau bahkan yang lebih parah lagi
benar-benar tidak merasakan apapun.
Ketika hal tersebut
terjadi pada diri kita, maka sadarilah dengan sesadar-sadarnya,
kumpulkan ke empat unsur itu dalam sebuah pertemuan yang tenang, jadikan
hati sebagai dewan Hakim, dan mulailah melakukan komunikasi dengan
mereka. Semakin sering Anda mengajak mereka berkomunikasi, akan semakin
mudah Anda melakukan Control terhadap diri Anda Insya Allah.
Duduklah
dengan tenang dan mata tetap terbuka menunduk tanda tunduk kepada
Allah, rileksasikan seluruh anggota badan dan lafadzkan kalimat-kalimat
Dzikir.
Lepaskan masing-masing unsur, kendalikan dengan hati, ketika
INGATAN mengingat sesuatu, kembalikan pada "titik nol", ketika PIKIRAN
memikirkan sesuatu, kembalikan pada "titik nol", ketika PERASAAN
merasakan sesuatu, kembalikan pada "titik nol" dan ketika AKAL menjawab
sesuatu kembalikan pada "titik nol".
Titik nol berarti
netral, kosong yang ada hanya keyakinan pada Allah, perlu diingat selama
proses ini mata Anda harus tetap terjaga dan terbuka...!
No comments:
Post a Comment
Jika berkenan untuk komentar, silahkan sampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan ya...silahkan....!!!